Arkeolog Bruno Werz menunggu untuk memandu sepotong balok kayu untuk tali temali ke tangki pengawetan air tawar. Harta yang langka itu menjanjikan sudut pandang baru yang memukau tentang masa keemasan Portugal.
Jarang ada sejarah yang tersingkap bagaikan dongeng. Namun, coba bayangkan ini: Sebuah kapal dagang Portugal abad ke-16 membawa harta dalam bentuk emas dan gading. Dalam perjalanan menuju pelabuhan rempah-rempah terkenal di pantai India, kapal ini tersingkir jauh dari lintasan pelayarannya karena diterjang badai hebat saat berusaha mengelilingi ujung selatan Afrika. Berhari-hari kemudian, dalam keadaan rusak parah kapal itu terhempas di pantai misterius berkabut yang bertabur lebih dari seratus juta karat berlian. Sindiran kejam terhadap impian para pelaut itu untuk menjadi kaya. Tak seorang pun dari orang-orang yang terdampar ini berhasil pulang ke kampung halamannya.
Tampak bersahaja dan memilukan, mangkuk dari campuran timah mungkin merupakan tempat makan sehari-hari untuk salah seorang penumpang yang tak beruntung.
Uang untuk membeli rempah-rempah India yang bernilai tinggi: koin Spanyol dan Portugal bercampur dengan koin Venesia, Florentine, dan Moor dalam peti kapal. Di kapal karam itu terdapat hampir 23 kilogram koin emas.
Ini adalah kapal karam tertua yang pernah ditemukan di pantai Afrika sub-Sahara, juga yang paling berharga. Nilainya dalam dolar tak terkira. Namun, yang mengobarkan gairah para arkeolog dunia bukanlah harta karunnya, melainkan kapal karam itu sendiri: Sebuah East Indiaman Portugal dari tahun 1530an, tahun yang merupakan jantung masa penemuan, dengan muatan harta dan barang dagang yang masih utuh, terkubur tak terjamah dan tak terduga di dalam hamparan pasir ini selama hampir 500 tahun.
Sambil terus-menerus diawasi, para penambang dan arkeolog menyelamatkan sisa-sisa reruntuhan kapal dan harta yang diangkutnya. Selang-selang menyedot pasir yang dihiasi berlian di sekitar kapal karam, yang digali hanya dalam waktu sepuluh minggu.
Para peneliti pastilah membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk mengkaji barang yang berlimpah ruah yang didapatkan sedikit demi sedikit dari Kapal Karam Berlian itu, begitu julukannya sekarang. “Begitu banyak yang tidak diketahui,” kata Filipe Vieira de Castro, koordinator kelahiran Portugal yang memimpin program arkeologi kelautan di Texas A&M University. Castro menghabiskan waktu lebih dari sepuluh tahun mengkaji beberapa kapal dagang Portugal atau nau, dan belakangan ini mengembangkan model komputer berdasarkan sekelumit bukti arkeologi yang ada. “Kapal karam ini memberi kami wawasan baru tentang banyak hal, mulai dari rancangan badan kapal, tali-temali, dan bagaimana kapal-kapal ini berevolusi, hingga kegiatan sehari-hari seperti cara awak kapal memasak di kapal dan barang apa saja yang dibawa orang ketika melakukan perjalanan panjang ini.”
Berlian adalah komoditas yang lazim dicari di garis pantai Namibia. Untuk menahan pecahan ombak Samudra Atlantik, dinding penahan ombak setinggi 10 meter menjaga kegiatan operasi penggalian permukaan raksasa, tempat ditemukannya kapal Portugal yang karam pada April 2008. Penambangan di situ dihentikan, dan para arkeolog bergerak cepat untuk memulai ekskavasi.
Sekeping koin Spanyol excelente yang hilang pada tahun 1533 muncul di sebuah tambang di Namibia.
Dalam kurun waktu yang begitu lama, sungai besar itu menghanyutkan jutaan, bahkan milyaran berlian dari tempat penyimpanan sejauh 2.735 kilometer di pedalaman. Hanya batu permata yang paling keras dan cemerlang sajalah, beberapa di antaranya dengan berat ratusan karat, yang berhasil bertahan dalam perjalanan tersebut. Berlian-berlian itu tumpah ke Samudra Atlantik di muara sungai dan terhempas ke pantai, dibawa arus dingin yang sama, yang suatu hari menyapu Bom Jesus menuju ajalnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
harap isi ini
:) -->
:D -->
:$ -->
:( -->
:p -->
;) -->
:k -->
:@ -->
:# -->
:x -->
:o -->
:L -->
:O -->
:r -->
:y -->
:t -->
:s -->
:~ -->
:v -->
:f -->
:d -->
:c -->
:z -->